Kota Bima, Lentera Bima News- Rencana aksi penanganan stunting menjadi Agenda utama dalam Rapat Koordinasi (Rakor) bersama yang dihadiri Ketua Pj. TP-PKK Kota Bima, Hj. Dewi Wahyuni, SE, Inspektur Daerah Kota Bima, Kepala Dinas P2KB, Kepala OPD terkait, Perwakilan Kantor Kemenag Bima dan beberapa perwakilan BUMN, yang diinisiasi oleh Bappeda Kota Bima di Ruang Rapat utama Bappeda setempat, Rabu (24/01/23). Yang mana agenda tersebut, mencakup pembahasan Peraturan Walikota (Perwali) penanganan stunting serta penyusunan struktur Tim Percepatan Penanganan Stunting Tahun 2024.
Dengan komitmen yang kuat kita mampu mengatasi persoalan stunting, tentu saja melalui langkah-langkah konkret. Pemilihan penyusunan Peraturan Walikota (Perwali) menjadi salah satu langkah strategis untuk memberikan landasan hukum yang kuat dalam pelaksanaan program penanganan stunting di Kota Bima.
Selain itu, Rapat tersebut juga membahas penyusunan struktur tim percepatan penanganan stunting Tahun 2024. Guna memastikan koordinasi yang efektif antara berbagai sektor dan pemangku kepentingan dalam implementasi program penanganan stunting.
Diharapkan Hasil dari rapat yang digelar ini, dapat memberikan landasan yang kuat untuk menyusun Perwali dan Struktur Tim Percepatan Penanganan Stunting 2024 yang efektif, guna mencapai target penanganan stunting di Kota Bima Tahun 2024, Harap Kepala BAPPEDA Kota Bima, Drs, Adisan Sahidu, saat membuka Rakor penanganan Stanting.
Inspektur Daerah Kota Bima, Drs. HM. Fakhrunroji, ME, menjelaskan, berdasarkan rekomendasi LHP BPK RI Perwakilan NTB pad tahun 2023 lalu, Penanganan Stunting hendaknya difokuskan kepada beberapa point penting antara lain penyusunan Perwali Percepatan Penanganan Stunting yang efektif, Penyusunan struktur TPPS 2024 yang berorientasi pada kinerja percepatan penanganan stunting sesuai dengan tupoksi dan kewenangan masing2 OPD.
Tim TPPS nantinya memiliki satu data induk tentang fluktuasi pergerakan angka stunting yang akan dijadikan rujukan tentang progres penanganan stunting Kota Bima. Dimana tidak lagi ada data prevalensi Stunting yang berbeda antara Dinas Kesehatan dan DP2KB.”Semua diarahkan menjadi satu dat yang bisa dipertanggungjawabkan bersama,”Imbuh Fakhrunroji.
Pj. Ketua TP-PKK Kota Bima, Hj. Dewi Wahyuni, SE, mengemukakan, penanganan stunting harus mengacu pada sistim Pendekatan Spesifik dan pendekatan sensitif. Dimana Pendekatan Spesifik mencakup intervensi yang secara langsung ditujukan untuk mengatasi masalah gizi buruk yang menyebabkan stunting.
“Ini melibatkan strategi khusus seperti Pemberian Gizi Baik pada 1000 Hari Pertama dengan menitikberatkan fokus pada masa kehamilan hingga dua tahun pertama kehidupan anak, dengan memberikan nutrisi yang seimbang selama periode kritis ini,”Ungkapnya.
Menurutnya, Pelaksanaan kegiatan pemberian Suplementasi Gizi juga merupakan upaya strategis yang perlu mendapat perhatian khusus. seperti zat besi, vitamin, dan mineral untuk memastikan kecukupan gizi pada anak-anak yang berisiko stunting. Selain itu, promosi Pemberian ASI Eksklusif dimana dengan upaya Mendorong praktik pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan bayi dapat memberikan nutrisi optimal,”jelasnya .
Sedangkan Pendekatan Sensitif, jelas Hj. Dewi, tentunya melibatkan pemahaman mendalam terhadap konteks sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat yang mungkin mempengaruhi kejadian stunting. Hal Ini melibatkan: Partisipasi Komunitas dalam perencanaan dan implementasi program, dengan memahami nilai-nilai lokal dan cara masyarakat mengelola makanan.”Ini menjadi tugas perempuan sebagai penggerak yang memiliki peran yang lebih aktif dalam mengambil keputusan terkait gizi dan kesehatan keluarga.”tuturnya
anjutnya, dalam mempercepat penurunan prevalensi stunting di Kota Bima, pentingnya mengintegrasikan program gizi dengan program kesehatan, pendidikan, dan pembangunan ekonomi untuk mendukung pendekatan holistik. Kombinasi pendekatan spesifik dan sensitif merupakan strategi yang efektif dalam menangani stunting.
“PMenggabungkan intervensi langsung pada gizi dengan pemahaman mendalam terhadap konteks sosial dan budaya yang melingkupi masalah tersebut adalah langkah kongkrit yang bisa kita upayakan bersama. Tentunya seluruh rangkaian kegiatan penanganan stunting Kota Bima juga harus disupport dengan penyediaan anggaran yang memadai serta sumberdaya manusia yang mumpuni,”Paparnya.. ****Red***

No Responses