Ketua KPU Kota Bima Bantah Grafik Hasil Pilkada yang Beredar
Kota Bima, Lentera Bima News- Beredar grafik hasil pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kota Bima yang diklaim berasal dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) oleh salah satu pasangan calon (paslon), langsung dibantah oleh Ketua KPU Kota Bima, Syueb. Dalam wawancara melalui sambungan telepon, Syueb menegaskan bahwa KPU tidak pernah mengeluarkan hasil Pilkada secara langsung usai pencoblosan.
Menurut Syueb, KPU memiliki mekanisme berjenjang dalam menetapkan hasil pemilihan. Proses tersebut dimulai dari rekapitulasi hasil suara di tingkat tempat pemungutan suara (TPS), yang dituangkan dalam formulir C1. Setelah itu, hasil C1 akan diplenokan di tingkat kecamatan hingga tingkat kota untuk memastikan keabsahan dan transparansi data.
“Kalaupun ada grafik atau hasil yang beredar saat ini, itu bukan berasal dari KPU. Kami memiliki prosedur resmi yang harus dilalui, dan hasil final baru akan diumumkan setelah proses rekapitulasi selesai,” jelas Syueb.
Pernyataan ini menjadi penegasan bahwa KPU tidak bertanggung jawab atas informasi yang belum terverifikasi kebenarannya. Syueb juga mengimbau masyarakat untuk tidak mudah percaya pada klaim hasil pemilihan yang beredar di luar mekanisme resmi KPU.
Pihak KPU mengajak masyarakat untuk tetap bersabar menunggu hasil resmi yang akan diumumkan melalui tahapan dan mekanisme yang telah ditentukan. Proses ini bertujuan menjaga integritas dan kepercayaan publik terhadap pelaksanaan Pilkada di Kota Bima.
Sementara itu, grafik hasil yang beredar menimbulkan spekulasi di kalangan masyarakat, terutama terkait kredibilitas sumbernya. Hingga berita ini diturunkan, paslon yang merilis grafik tersebut belum memberikan tanggapan terkait bantahan KPU.
Ketua KPU Kota Bima Bantah Grafik Hasil Pilkada yang Beredar
Kota Bima – Beredar grafik hasil pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kota Bima yang diklaim berasal dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) oleh salah satu pasangan calon (paslon), langsung dibantah oleh Ketua KPU Kota Bima, Syueb. Dalam wawancara melalui sambungan telepon, Syueb menegaskan bahwa KPU tidak pernah mengeluarkan hasil Pilkada secara langsung usai pencoblosan.
Menurut Syueb, KPU memiliki mekanisme berjenjang dalam menetapkan hasil pemilihan. Proses tersebut dimulai dari rekapitulasi hasil suara di tingkat tempat pemungutan suara (TPS), yang dituangkan dalam formulir C1. Setelah itu, hasil C1 akan diplenokan di tingkat kecamatan hingga tingkat kota untuk memastikan keabsahan dan transparansi data.
“Kalaupun ada grafik atau hasil yang beredar saat ini, itu bukan berasal dari KPU. Kami memiliki prosedur resmi yang harus dilalui, dan hasil final baru akan diumumkan setelah proses rekapitulasi selesai,” jelas Syueb.
Pernyataan ini menjadi penegasan bahwa KPU tidak bertanggung jawab atas informasi yang belum terverifikasi kebenarannya. Syueb juga mengimbau masyarakat untuk tidak mudah percaya pada klaim hasil pemilihan yang beredar di luar mekanisme resmi KPU.
Pihak KPU mengajak masyarakat untuk tetap bersabar menunggu hasil resmi yang akan diumumkan melalui tahapan dan mekanisme yang telah ditentukan. Proses ini bertujuan menjaga integritas dan kepercayaan publik terhadap pelaksanaan Pilkada di Kota Bima.
Sementara itu, grafik hasil yang beredar menimbulkan spekulasi di kalangan masyarakat, terutama terkait kredibilitas sumbernya. Hingga berita ini diturunkan, paslon yang merilis grafik tersebut belum memberikan tanggapan terkait bantahan KPU. **Adim**
No Responses